Ada
banyak jenis bisnis dan ada banyak pula tipologi yang berbeda, satu sama lain
punya kelebihan dan kekurangan. Kepintaran kita memanfaatkan kelebihan akan
meningkatkan nilai tambah dan kecerdikan kita menyiasati kekurangan akan
menghindarkan kita dari kepailitan. Jika anda tidak suka keribetan dalam proses
produksi, pilih aja perdagangan dengan mengambil barang dari pengepul,
produses, suplier atau apapun namanya dan anda jajakan di toko. Jika anda
enggan membuka toko buat aja produk yang bisa anda setorkan ke distributor.
Jika anda takut resiko kerugian barang, tekuni aja bisnis jasa. Bahkan bagi
anda pecandu internet juga ada banyak peluang bisnis di dunia maya. Seribu
jalan menuju roma, sejuta cara meraih …
Sewaktu kuliah saya
pernah jualan arang, margin keuntungan lumayan besar namun karena membutuhkan
tenaga dan waktu yang besar akhirnya bisnis itu saya tinggalkan. Bisnis lain
seperti jualan sepatu, pakaian, buku, kulit kambing, kulit sapi, dan kurma
pernah saya coba. Pada akhirnya semua saya tinggalkan, maklum masa kuliah suka
coba-coba. Namun alasan yang paling utama sebenarnya karena tidak mampu
mengatasi kelemahan dari tipe bisnis itu. Itulah yang saya katakan pentingnya
kita punya mentor seperti saya sampaikan pada artikel sebelum ini.
Pilihan saya akhirnya
jatuh pada bisnis percetakan, yang kemudian mampu berkembang di 3 kota, yaitu
Jogja, Batam dan Pekanbaru. Perkembangan paling pesat dan paling besar ada di
batam, dan di kota itu pula kemudian saya banyak belajar bisnis non formal
seperti EU, E-camp dan berbagai pelatihan bisnis lainnya. Saat itu dalam hati
saya mengatakan bahwa bisnis percetakan ini paling enak dan untungnya paling
gede. Belakangan setelah Percetakan Kaki Langit saya sharing dengan kawan-kawan
saya mulai memasuki bisnis kecil-kecilan.
Pola pikir saya simpel aja, bahwa bisnis percetakan yang saya
bangun itu telah menghabiskan modal lebih dari 300 juta, jika modal sejumlah
itu saya gunakan untuk mendirikan rumah makan dengan modal masing-masing 30
juta maka saya sudah memiliki 10 rumah makan. Lalu apakah pilihan saya pada
bisnis percetakan tadi salah? tidak juga, justru itulah pilihan terbaik saat
itu sehingga saat ini bisa menjadi pasif income. Seperti saya bilang di
awal, sitiap bisnis punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Saya ingin membuat perbandingan kelebihan dan kekurangan pada
bisnis yang saya jalani di bidang kuliner dan percetakan.
|
Bisnis
Percetakan
|
Bisnis
kuliner
|
|
Kelebihan :
Minim resiko karena
pengerjaan sesuai pesanan
Margin keuntungan
besar, karena termasuk bisnis jasa
Nominal order hampir
selalu besar
Sering ada tender
Kelemahan :
Membutuhkan SDM
berpengalaman
Kash flow bulanan
bahkan lebih
Banyak piutang
|
Kelebihan :
Kas flow harian
Tidak membutuhkan
SDM berpendidikan tinggi
Mudah di duplikasi
(Buka Cabang) karena modal kecil
Sistem pembayaran
cash tidak ada yang ngutang
Kelemahan :
Nominal order kecil
Mudah di tiru orang
lain
|
Dalam bisnis yang
lainnya kita juga akan selalu menemui persoalan yang hampir sama seperti di
atas. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah kemampuan kita dalam menyusun
strategi mengatasi kelamahan dan memaksimalkan kelebihan.
Jika kita memilih bisnis yang gede, maka tingkatkan selalu
kapasitasnya sehingga kita menjadi yang terbesar. Dan jika kita memilih bisnis
yang kecil maka tingkatkan selalu cabang di berbagai tempat karena omset bisnis
kecil hanya bisa di genjot dengan kuantitas cabang atau agen. Ambil contoh
misalnya bisnis percetakan, maka kita bisa memperbesar skala produksi dan
pemasaran dalam satu tempat. Beda halnya jika kita jualan makanan kecil di
suatu tempat, maka cara kita meningkatkan skala penjualan dengan memperbanyak
cabang. Bisnis percetakan dalam satu bulan bisa membukukan omset ratusan juta,
beda jauh dengan bisnis minuman segar yang tidak sampai sepuluh juta per bulan,
namun bagaimana jika dengan 20 cabang? Hasilnya akan hampir sama. Jadi anda mau
pilih mana, kecil tapi banyak atau gede tapi sedikit?!
AB Subranto