Sejauh manakah ketertarikan anda dalam dunia bisnis? Apakah ketertarikan anda dengan mengagumi kesuksesan bisnis yang di bangun oleh orang-orang hebat disekitar anda. Ataukah anda sudah mulai merintis bisnis untuk mencapai kesuksesan besar seperti mereka yang telah lebih dahulu sukses. Atau mungkin anda memang seorang pengusaha namun merasa mentok oleh keadaan karena bisnis yang anda jalani tak seindah dalam imajinasi dan perhitungan awal anda.
Pertama yang harus kita pahami dan mantapkan lagi addalah bahwa bisnis itu jihad, oleh karena itu ada perjuangan di dalamnya. Bahwa bisnis itu indah, oleh karena itu segala bentuk tantangan dan rintangan adalah dinamika yang akan menambah sensasi keindahan ketika telah berhasil meraih sukses. Dalam bisnis kita akan banyak menumukan keajaiban yang luar biasa, hadits tentang silaturahmi yang memperpanjang rizki akan lebih mudah di pahami oleh pengusaha. Pun tentang keutamaan sedekah yang akan dilipat gandakan oleh Allah SWT, seperti sebuah sabda yang langsung terbukti kebenarannya di depan mata. Kalau kebanyakan orang untuk sedekah sudah di itung-itung sejak gajian, seorang pengusaha untuk mengeluarkan sedekah secara spontan karena ia yakin semakin banyak sedekah, semakin banyak pula omzet diperoleh. Dan gajiannya pengusaha pun tiap hari bahkan tiap jam, tak perlu nunggu 1 bulan, karena kebutuhan makan juga tidak menunggu satu bulan.
Anggapan orang tentang bisnis itu sulit memang ada benarnya, tetapi lebih banyak salahnya. Susahnya hanya sebentar saat memulai saja, tapi begitu ia sudah jalan semua akan menjadi mudah. Banyak orang yang tidak sabar melalui fase ini dan kemudian mundur dari kancah bisnis dalam keadaan berdarah-darah. Semua harta benda yang dipertaruhkan untuk modal kerja telah ludes, dan semua keluarga yang selama ini mencintainya mencibir dengan kebenciannya. “Dunia bisnis memang kejam”, kata dia sambil mengelus dada yang sudah tidak lagi berdetak semangat juang didalamnya. Tapi cobalah tengok dibarisan depan orang-orang yang telah sukses melampaui fase ini. Mereka dengan kepala yang tegak mengatakan “inilah jalan sukses yang telah aku lalui, jalan para pemberani di medan bisnis”. Berjalan ke depan mereka menatap lurus visi yang telah menjadi idealismenya. Menengok ke kanan dan ke kiri tangannya ringan memberi, dan membalikkan badan ia sambil mengulurkan tangan bagi mereka yang masih berjuang untuk meraih sukses. Sukses melewati fase kesusahan dengan baik adalah sebuah prestasi yang membanggakan, namun bisa mengajak orang lain untuk lebih sukses adalah cita mulia yang jauh dari ketamakan dunia.
Mungkin anda telah hafal 10 shahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga, 9 diantaranya adalah pedagang. Pun 10 orang terkaya di dunia, 9 diantaranya adalah pengusaha. Sekarang coba kita simak hadits berikut :
Dari Ibnu Abbas dari buku Ad Dailami lagi : " Wahai orang-orang Quraish janganlah kamu dilalaikan oleh harta benda dari dagangan, sesngguhnya rezeki itu ada 20 pintu. 19 pintu diambil oleh pedagang, 1 pintu lagioleh pekerja, tidak ada yang lebih baik, kecuali pedagang yang jujur)( H.R. AdDailami)
Coba kita bayangkan ada 20 pintu rizki, ratusan bahkan ribuan orang berjubel-jubel menyerbu acara “job Fair” padaha yang mereka perebutkan hanyalah satu dari 20 pintu rizki yang ada. Belum lagi kita akan prihatin jika di suguhkan data pengangguran di negeri kaya raya kita ini. Lalu kenapa ketika ada sales yang belajar menawarkan sepatu di kantor-kantor atau di pusat keramaian kita memandangnya sebelah mata. Atau ketika ada penjual makanan di pinggir jalan kita menawar harga hingga mulut kita berbusa demi memenangkan harga terbaik yang kita minta.
Kawan, para sales dan penjaja makanan itu mungkin belum beroleh hasil yang seberapa, tapi itulah perjuangan besar yang harus kita acungi jempol. Keberanian mereka menanggalkan rasa malu dan gengsi adalah prestasi yang tidak dimiliki oleh semua orrang. Pernahkah kita membayangkan bahwa diantara deretan para pedagang kaki lima itu ada diantaranya para sarjana? Mereka meninggalkan gelar dan status sosial yang menempel di pundaknya, dan mereka punya visi yang besar untuk menjadi sukses. Pada saatnya nanti mereka sangat berperan dalam menampung tenaga kerja yang berebut di acara “job fair” tadi.
Jika kita kembali mendalami hadits tentang pintu rizki di atas, kenapa kita harus ragu dan bimbang untuk memasuki dunia bisnis. Tidaklah sesuram yang kita bayangkan dan tidak pula sesulit yang kita takutkan, bisnis itu mudah dan menyenangkan. Hanya sekedar menciptakan produk apapun jenisnya, anda tawarkan kepada orang lain dan orang itu membeli maka jadilah anda seorang pengusaha. Kalau anda tak bisa menciptakan produk, ambil aja produk orang lain, cukup anda pindahkan dari penjual atau grosir kepada pembeli disekitar anda maka anda akan memperoleh keuntungan dari selisih lebih penjualan. Itulah bisnis, begitu mudah dan begitu sederhananya. Hanya memindahkan barang, jadilah uang. Pantaslah jika 19 dari 20 pintu rizki itu ada pada pedagang?
Selamat memasuki dunia bisnis, dan nikmati keindahan alam di dalamnya..
AB Subranto